Sepatu Bekas Eko dan Triyatno

Atlet angkat besi Eko Yuli Irawan dan Triyatno adalah dua orang yang pantas menjadi teladan bagi remaja Indonesia. Bertahun-tahun silam, keduanya masih duduk di sekolah dasar dan masih asyik menikmati suasana pedesaan di Metro, Lampung. Khusus Eko, ada pekerjaan tambahan untuknya, yakni menjadi penggembala kambing.

eko beijing
Eko Yuli Irawan (Beijing, 2008)

Mereka sekarang sudah menjadi atlet internasional. Kedua lifter itu mendapat perunggu dalam Olimpiade Beijing 2008. Ada begitu banyak atlet top dunia yang ingin merebut medali dalam olimpiade, tetapi hanya sedikit dari mereka yang bisa melakukannya. Nah, Eko dan Triyatno termasuk dari segelintit atlet tersebut.

Triyatno bejing
Triyatno (Beijing, 2008)

Bagaimana cerita awal mulanya sehingga Eko dan Triyatno bisa meraih medali olimpiade? Perjalanan mereka menjadi atlet dunia yang ditakuti negara-negara lain sungguh mengesankan. Dari semula ikutan-ikutan latihan angkat besi  di Metro, Lampung, Eko dan Triyatno akhirnya bergabung sepenuhnya dengan sasana sederhana milik Yon Haryono.

“Mereka ngenger, Mas,” kata Yon di bawah sinar matahari terik di Metro pada tahun 2009. Ngenger, sebuah kata dalam bahasa Jawa, yang bisa diartikan ikut, numpang, agar bisa sukses.  Di bawah bimbingan Yon Haryono yang mantan atlet angkat besi nasional, lifter Eko serta Triyatno mendapat latihan dasar-dasar angkat besi. Sehari-hari pada awal tahun 2000-an, mereka tinggal bersama di rumah kontrakan, makan bersama dari nasi bungkus.

Yon haryono
Yon Haryono (Metro, Lampung, 2009)

Sasana sederhana milik Yon dibiayai oleh Kalimantan Selatan. Dengan begitu, Eko dan Triyatno, walau tinggal di Lampung, berstatus atlet Kalsel. Setelah beberapa tahun, Eko dan Triyatno meninggalkan Lampung. Mereka pun terus berkembang dengan ditemani pelatih yang memang khusus menangani atlet elite (high performance athlete).

sepatu
Rak sepatu di tempat latihan milik Yon Haryono (Metro, Lampung, 2009)

Adapun Yon tetap tinggal di Metro. Ia tetap gigih menjalankan  sasana angkat besi. Sasana yang diikuti belasan anak ini sangat sederhana.  Sepatu anak-anak yang ikut berlatih di sasana merupakan sepatu bekas milik Triyatno serta Eko. Potongan koran yang memuat berita serta foto Eko mengangkat barbel dalam Olimpiade Beijing 2008  dipasang di sasana milik Yon. “Ini biar anak-anak semangat,” ujar Yon.

Pada Olimpiade London 2012, Eko kembali mendapatkan perunggu, sedangkan Triyatno mendapatkan perak.

Saya tidak tahu apakah pada saat ini sepatu bekas milik Eko dan Triyatno masih menempati rak di sasana milik Yon.

Advertisement