Peri Sakti

Siapa pun yang mengunjungi kawasan Gunung Bromo di Jawa Timur akan merasa takjub. Pemandangannya sungguh mengesankan. Hamparan pasir yang sangat luas dengan gunung-gunung yang mencuat di atasnya mampu membuat orang terdiam karena keindahan yang menggetarkan.

DSC_4496
Hamparan pasir dan Gunung Bromo pada suatu siang, pertengahan tahun 2013

Jutaan tahun lalu, hanya ada satu gunung raksasa di sana, yakni Gunung Tengger. Pada suatu ketika, gunung purba ini meletus dahsyat sehingga terbentuk kawah maha luas yang kini menjadi lautan pasir. Seiring perjalanan waktu, aktivitas vulkanik yang tak kenal henti memunculkan sejumlah gunung baru, seperti Gunung Bromo, di tengah kawah raksasa Gunung Tengger.

Kekuatan Adikodrati

Keindahan yang luar biasa, seperti pemandangan Gunung Bromo, biasanya menggoda manusia untuk segera menarik kesimpulan bahwa ada Kekuatan Adikodrati, kekuatan dari luar kehidupan sehari-hari manusia, yang menciptakannnya. Semua keindahan dan segenap detailnya sepenuhnya hasil karya agung sang Kekuatan Adikodrati ini.

God
The Creation of Adam, karya Michelangelo

Kebiasaan manusia menganggap bahwa segala sesuatu diatur, direncanakan, dan diciptakan oleh satu kekuatan super disindir oleh penulis Inggris, Douglas Adam. Ia menulis, “Isn’t it enough to see that a garden is beautiful without having to believe that there are fairies at the bottom of it too?” (Richard Dawkins, God Delusion).

Berharga pada dirinya sendiri

Sikap untuk menghargai bahwa segala sesuatu bernilai pada dirinya sendiri sering diabaikan. Padahal, dalam panduan meditasi dasar pun,  sikap pertama yang harus dimiliki adalah menghayati alam sekitar — suara, angin, suhu udara– secara apa adanya. Jangan berpikir apa-apa. Rasakan saja hal-hal yang berada di sekitar kita dengan apa adanya. Tanpa prasangka, tanpa tafsir. Lewat metode ini, peserta meditasi pelan-pelan masuk ke dalam kondisi hening yang diinginkan dan sungguh-sungguh berada di waktu yang sekarang (present).

meditasi

Tidak ada peri, tidak ada makhluk kecil ajaib di bawah hamparan rumput yang hijau nan indah. Keindahan berharga pada dirinya sendiri. Tidak untuk tujuan tertentu dan tidak untuk melayani siapa pun. Mereka hadir begitu saja.

Beranikah kita?

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: