Anak saya yang pertama, Lintang (9), mendapat tugas mewawancarai orang dengan pekerjaan yang menghasilkan jasa. Ini merupakan tugas mata pelajaran IPS kelas 3 dari sekolahnya, SDK BPK Penabur Bintaro. Saya melarang dia untuk mewawancarai bapaknya yang bekerja sebagai jurnalis atau ibunya yang bekerja sebagai karyawan. Lintang harus bertemu dan mewawancarai orang yang bukan keluarganya.
Seperti biasanya ketika melaksanakan tugas dari sekolah, Lintang kali ini juga sangat bersemangat mempersiapkan tugas wawancara. Ia tidak henti-hentinya mengingatkan saya untuk menyiapkan kamera yang akan dipakainya. Lintang juga terus meminta saran saya tentang siapa yang seharusnya diwawancarai.
Semula Lintang ingin mewawancarai petugas satpam di kompleks tempat kami tinggal. Namun, pada jadwal seharusnya bertugas, si petugas satpam tidak muncul. Padahal, Lintang ingin pada saat itu juga wawancara dilakukan sehingga tulisan ringkas hasil wawancara dapat segera dikerjakan dan dikumpulkan pada beberapa hari kemudian.
Lintang akhirnya memutuskan untuk mewawancarai Herman, tukang ojek di dekat rumah kami. Mbak Yanti, suster yang bertugas menemani kedua anak kami selama saya dan isteri bekerja, mendampingi Lintang dan memotret proses wawancara tersebut. Foto proses wawancara memang harus disertakan bersama tulisan hasil wawancara. Saya sendiri memilih tidak menemani Lintang melakukan wawancara karena ingin ia betul-betul mandiri ketika mengerjakan tugas.
Sebagai panduan wawancara, gurunya memberikan Lintang poin-poin pertanyaan yang harus diajukan kepada narasumber. Poin-poin pertanyaan ini cukup membantu Lintang dalam menjalani pengalaman pertamanya mewawancarai orang.
Setelah wawancara selesai, Lintang pulang dan menceritakan hasil wawancara tersebut kepada saya. Ia lantas bersedia menjalankan saran saya agar langsung menuliskan sebagian hasil wawancara. Sisanya dilanjutkan pada keesokan harinya. Saran itu dilandasi pengalaman saya bahwa menunda beberapa hari menuliskan hasil sebuah wawancara akan menyulitkan kita ketika nanti akan mulai menulis.
Lintang mencicil menulis satu paragraf dari empat paragraf yang diwajibkan gurunya. Tiga paragraf sisanya dilanjutkan pada keesokan harinya. Ia tidak mungkin merampungkan empat paragraf sekaligus pada saat itu karena ada beban mendesak yang harus diselesaikan, yakni mempersiapkan diri menghadapi ulangan Agama. Sesuai dengan rencana, tulisan ringkas hasil wawancara bisa diselesaikan oleh Lintang pada keesokan harinya.
Saya membaca hasil tulisan Lintang. Paragraf terakhir atau keempat menyita perhatian. Lintang menuliskan pendapat dia mengenai kemungkinan penyebab Pak Herman tidak dapat menggapai cita-citanya sebagai dokter dan akhirnya harus menerima kenyataan bekerja sebagai tukang ojek. Bagian paragraf keempat ini cukup membuat saya terenyuh.
Berikut tulisan hasil wawancara:
Tukang Ojek
Salah satu pekerjaan penghasil jasa adalah tukang ojek. Tukang ojek yang saya wawancarai ini bernama Pak Herman. Setiap hari Pak Herman mengantar penumpang yang biasanya perki ke sekitar wilayah kompleks larangan. Untuk mengantar penumpang Pak Herman menggunakan motor. Untuk pekerjaan ini Pak Herman harus bisa mengendari motor.
Selama menjalankan pekerjaannya, Pak Herman tidak dibantu oleh siapapun. Pak Herman dapat mengurus pekerjaannya sendiri. Saat bekerja Pak Herman juga tidak memakai baju seragam. Pak Herman tidak menggunakan baju seragam karena baju seragam untuk tukang ojek tidak disediakan. Jadinya selama bekerja Pak Herman memakai baju bebas.
Pak Herman menjalani pekerjaannya selama 15 tahun. Selama bekerja, Pak Herman bekerja dengan rajin dan dengan senang hati. Yang membuat Pak Herman betah dengan pekerjaannya adalah karena dapat mempunyai banyak teman. Manfaat dari mempunyai banyak teman adalah dapat menghibur kita saat kita sedang lelah.
Sewaktu Pak Herman kecil Pak Herman mempunyai cita-cita menjadi dokter. Tapi cita-cita Pak Herman tidak terwujud. Mungkin karena Orang Tua Pak Herman tidak dapat membayar uang sekolah lagi. Walaupun cita-cita Pak Herman tidak tercapai Pak Herman tetap melaksanakan pekerjaaannya sekarang dengan penuh semangat.